(26/4/2013) Anak perusahaan Lion Air, Batik Air, siap melakukan penerbangan komersial perdana pada 3 Mei nanti. Maskapai ini digadang-gadang akan menjadi pesaing berat Garuda Indonesia dalam segmen maskapai full service. Apa saja yang ditawarkan Batik Air untuk bisa berkompetisi dengan Garuda?
Dalam layanannya nanti, Batik Air akan mengoperasikan pesawat baru Boeing 737-900ER, yang dikonfigurasi dengan 12 kursi kelas bisnis dan 168 kursi kelas ekonomi. Di kelas bisnis, penumpang dimanjakan dengan kursi nyaman seluas 45 inch yang dilengkapi dengan layanan hiburan berupa LCD yang terpasang di setiap kursi. Penumpang kelas bisnis juga diizinkan membawa bagasi hingga 30 kg. Sementara di kelas ekonomi memiliki jarak antar kursi 32 inch yang dilengkapi LCD di setiap kursi. Selain itu, penumpang juga diizinkan membawa bagasi hingga 20 kg.
Layanan yang ditawarkan Batik Air tersebut sebenarnya relatif sama dengan yang ditawarkan Garuda Indonesia pada penerbangan domestik dan regional dengan pesawat Boeing 737-800. Garuda mengkonfigurasi pesawat ini dengan 12 kursi kelas bisnis dan 144 kursi kelas ekonomi. Garuda memberikan jarak antar seluas 45 inch di kelas bisnis dan 32 inch di kelas ekonomi. Garuda juga mengijinkan penumpang membawa bagasi masing-masing 30 kg untuk kelas bisnis dan 20 kg di kelas ekonomi. Beberapa pesawat Garuda memang ada yang sudah tua dan tidak menawarkan sistem hiburan, tapi pesawat ini akan segera dipensiunkan pada tahun depan.
Jika kedua maskapai sama-sama menawarkan produk yang berimbang mulai dari pesawat baru, kursi yang nyaman, sistem hiburan di setiap kursi, bagasi gratis, serta penawaran makanan dan minuman gratis, lalu apa keunggulan Batik Air dari Garuda? Batik Air akan menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan Garuda. Sebagai contoh, untuk rute Jakarta-Balikpapan sekali jalan Batik Air menawarkan tiket kelas ekonomi seharga Rp 814.000 dan kelas bisnis Rp 3.500.000. Sedangkan Garuda menawarkan harga mulai dari Rp 1.560.000 untuk kelas ekonomi dan Rp 5.025.000 untuk kelas bisnis pada rute yang sama. Di rute lain yang dilayani kedua maskapai, Batik juga menawarkan harga lebih murah.
Meskipun demikian, di segmen premium terkadang penumpang tidak terpengaruh masalah harga. Apalagi Garuda memiliki cukup banyak pelanggan loyal dan korporat. Selain itu, Garuda memiliki banyak koneksi penerbangan internasional di Jakarta, hal yang tidak dimiliki Batik Air. Perusahaan plat merah ini juga memiliki nilai lebih karena pada tahun depan akan bergabung dengan aliansi SkyTeam.
Akan tetapi, Batik Air masih memiliki ruang untuk berkembang. Ekonomi Indonesia terus tumbuh, kalangan kelas menengah juga meningkat. Batik Air bisa menjaring penumpang kalangan menengah yang sebelumnya menggunakan jasa low-cost carrier (LCC) untuk bisa menikmati layanan penerbangan full service namun tidak semahal Garuda.
Di sisi lain, jika Batik Air serius menggarap pasar full service dan memberikan nilai lebih kepada penumpang melebihi Garuda, bukan tidak mungkin pelanggan loyal dan pelanggan korporat Garuda akan berpaling ke Batik Air.
Bagaimanapun upaya Lion Air mendirikan Batik Air untuk bersaing dengan Garuda patut diapresiasi. Untuk melihat keberhasilannya, tentu kita harus menunggu beberapa tahun mendatang. (PHOTO: Yulianus Liteni/PhotoV2.com for Indo Aviation)