(6/5/2013) Maskapai penerbangan Indonesia Air memiliki target untuk meraih pendapatan dari penerbangan reguler sebesar Rp 734 miliar dan dari penerbangan charter sebesar Rp 342 miliar, sehingga target pendapatan perseroan secara total sepanjang tahun 2013 adalah sebesar Rp 1,1 triliun, termasuk dari kontribusi bisnis baru.
Target yang ingin diraih maskapai ini tentu saja jauh lebih besar dibandingkan pendapatan tahun 2012 yang hanya sebesar Rp 269,3 miliar.
Presiden Direktur Indonesia Air Syafril Nasution seperti yang dikutip dari Berita Satu mengatakan bahwa perusahaan akan fokus dalam mengembangkan rute-rute penerbangan reguler yang belum banyak dilayani maskapai penerbangan lain seperti Bandung-Pontianak, Yogyakarta-Pontianak, Semarang-Banjarmasin, dan penerbangan antar kabupaten serta provinsi yang ada di Kalimantan.
Masih menurut Syafril, Kalimantan merupakan lokasi yang tepat dalam mengembangkan bisnis penerbangan. Selain permintaan penumpang yang cukup tinggi, juga terus meningkatnya permintaan charter pesawat dari perusahaan-perusahaan besar yang ada di Kalimantan.
Saat ini, perseroan mengantongi kontrak penerbangan dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sebesar US$ 25 juta dan berpeluang bertambah pada masa-masa mendatang. Karena, perseroan meneken kontrak 5-8 tahun dengan perusahaan nikel tersebut.
Perseroan telah merealiasasikan belanja modal sebesar US$ 10,1 juta pada kuartal pertama 2013 untuk pembelian pesawat. Sembilan bulan ke depan, Indonesia Air menginvestasi dana sekitar US$ 15 juta.
Selain itu, Indonesia Air akan menjual sejumlah pesawat tuanya kepada pihak yang berminat untuk mengurangi kerugian. Tahun lalu perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 32,8 miliar. (PHOTO: Rinaldi Wibiyanto)