2012-12-23

Mandala Alami Kerugian Lebih dari US$ 30 Juta dalam Enam Bulan Pertama

Mandala Airlines A320

(23/12/2012) Mandala Airlines yang sempat tutup operasi selama lebih dari satu tahun karena mengalami kesulitan finansial akhirnya terbang kembali pada 5 April 2012 yang lalu. Namun, maskapai yang 33 persen sahamnya dimiliki oleh Tiger Airways ini masih mengalami kerugian sebesar US$ 34 juta atau hampir setara dengan Rp 340 miliar pada enam bulan pertama beroperasi.

Kerugian yang dialami Mandala pada saat pertama beroperasi bukanlah hal yang mengejutkan. Hal ini bisa terjadi karena rendahnya tingkat isian penumpang pada saat awal beroperasi dan masih rendahnya utilisasi armada Airbus A320 yang digunakan Mandala.

Sebagai pemilik saham terbesar, Saratoga Capital yang memiliki 51 persen saham bersama dengan Tiger Airways perlu menyuntikkan dana besar untuk ekspansi Mandala, agar menjadi maskapai yang diperhitungkan di Indonesia.

Saat ini, Mandala hanya menguasai satu persen kapasitas pasar penerbangan Indonesia. Dengan mengoperasikan 10 Airbus A320 sesuai dengan peraturan regulator, Mandala masih belum menjadi 10 besar maskapai di Indonesia dan hanya memperoleh kapasitas sekitar dua persen.

Sejauh ini Mandala merupakan low cost carrier terkecil, di belakang Lion Air, Citilink, Indonesia AirAsia, dan Wings Air. Mandala terhitung hanya dua persen dari kapasitas low cost carrier di Indonesia. Lion/Wings, Citilink, dan Indonesia AirAsia semuanya mengalami pertumbuhan yang cepat, berarti Mandala harus melakukan ekspansi yang lebih ambisius agar menjadi salah satu pemain yang diperhitungkan.

Mandala berencana untuk fokus pada penerbangan internasional, dimana maskapai ini dapat memanfaatkan brand Tiger serta menggunakan website dan sistem reservasi Tiger. Tetapi, Mandala juga berencana untuk melanjutkan ekspansi rute-rute domestik yang berpeluang memberikan keuntungan pada perusahaan.