2013-01-07

Operasikan 60 ATR 72, Wings Air Akan Kuasai Rute-Rute Jarak Dekat

Wings Air ATR 72-500

(8/1/2013) Wings Air yang merupakan feeder bagi maskapai penerbangan Lion Air berencana mengoperasikan 60 pesawat buatan Italia-Perancis Avions de Transport Regional ATR 72 pada akhir 2015 untuk mendukung operasi penerbangan jarak dekat.

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan bahwa pesawat yang dioperasikan oleh Wings Air akan terdiri dari 20 ATR 72-500 dan 40 ATR 72-600 dengan masing-masing pesawat berharga antara US$ 20 juta hingga US$ 22 juta.

Saat ini Wings Air telah mengoperasikan 20 ATR 72-500 dan dua ATR 72-600. ATR 72-600 pertama Wings Air dengan registrasi PK-WGG datang di Jakarta dari pabriknya di Toulouse pada akhir Desember yang lalu, sedangkan ATR 72-600 kedua dengan registrasi PK-WGH tiba awal Januari ini.

ATR 72-600 pertama Wings Air telah ditempatkan di Surabaya untuk menghubungkan kota tersebut dengan kota tujuan wisata populer seperti Denpasar (Bali) dan Mataram (Lombok).

Edward mengatakan bahwa perusahaan akan menerima satu hingga dua pesawat ATR 72-600 setiap bulan selama tiga tahun ke depan.

Saat ini Wings Air tercatat memiliki 30 pesawat yang terdiri dari 20 ATR 72-500, dua ATR 72-600, enam McDonell Douglas MD-80, dan dua Dash 8-300. Namun dari sejumlah pesawat ini hanya 22 ATR 72 saja yang beroperasi melayani rute-rute di Bali dan Nusa Tenggara, Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Papua. Sementara pesawat McDonell Douglas MD-80 dan Dash 8-300 sudah dipensiunkan karena usia yang tua.

Pesawat ATR 72 memiliki kemampuan mendarat di landasan yang pendek. Pesawat ini hanya membutuhkan landasan sepanjang 1.200 meter untuk operasionalnya.

Menurut data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, sekitar 80 persen dari 233 bandara di Indonesia memiliki landasan pacu antara 800 meter hingga 1.800 meter dan hanya dapat mengakomodasi pesawat-pesawat sekelas ATR 72 atau yang lebih kecil.

Dioperasikannya 60 ATR 72 oleh Wings Air hingga akhir 2015 ditambah dengan begitu banyaknya bandara yang memiliki landasan pendek tentu saja menjadi peluang bagi perusahaan untuk menguasai pasar rute jarak dekat dan rute perintis yang belum banyak disentuh oleh maskapai lain.