(16/4/2013) Pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan Lion Air dan kemudian jatuh di Bali memiliki harga sebesar US$ 89 juta atau setara dengan Rp 854 miliar. Tapi, kini kondisinya sangat mengenaskan, telah menjadi bangkai, dan tak ada yang bisa digunakan lagi.
Pesawat yang kecelakaan tersebut masuk ke laut sedalam 4,6 meter dengan kondisi terbelah menjadi dua. Komponen-komponen yang ada seperti mesin dan komponen lain juga sudah tidak bisa digunakan lagi sebagai spare part karena sudah terendam dalam air laut. Seperti diketahui, air laut bersifat korosif dan sangat merusak komponen-komponen jika sampai terendam.
Lion Air memang bukan pemilik pesawat yang baru berumur dua bulan tersebut, melainkan pesawat disewa dari perusahaan leasing asal Irlandia, Avolon. Selain itu, kerugian atas kecelakaan ini juga bisa dipastikan akan ditanggung asuransi. Namun, kecelakaan ini tetap saja menjadi sebuah kehilangan yang sangat besar.
Sebelumnya, Lion Air memesan 178 pesawat 737 Next Generation dari Boeing pada tahun 2005. Kemudian pada tahun 2011 Lion Air kembali memesan 29 Boeing 737 Next Generation dan 201 Boeing 737 MAX. Itu belum ditambah dengan hak pembelian untuk menambah sebanyak 150 pesawat. Nilai transaksi ini cukup fantastis, mencapai hampir US$ 22 miliar atau setara dengan Rp 195 triliun. (Photo: Efendy Tanuliadi/PhotoV2.com for Indo Aviation)