2013-04-14

Pilot Lion Air Merasa Pesawat Dihempaskan dari Langit

Bangkai pesawat lion air 737-800 di bali

(15/4/2013) Pilot pesawat Lion Air yang jatuh di laut saat berusaha mendarat di Bali menceritakan bagaimana dia merasa dihempaskan ke bawah oleh angin sementara dia berjuang untuk kembali mendapatkan kontrol.

Total 108 penumpang dan awak pesawat selamat ketika pesawat jet Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh Lion Air mengalami undershoot di ujung Runway 09 Bandara Ngurah Rai Denpasar dan pesawat jatuh ke dalam air.

Kementerian Perhubungan mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apa yang menjadi penyebab kecelakaan tersebut, karena saat ini sedang dilakukan proses penyelidikan oleh Komite Nasional Keamanan Transportasi (KNKT) dibantu oleh penyelidik kecelakaan transportasi Amerika Serikat dan Boeing.

Tetapi, berdasarkan komentar para saksi mata dan laporan cuaca pada saat itu, dugaan awal mengarah pada kemungkinan "windshear" atau downdraft dari badai yang dikenal sebagai "microburst".

Meskipun jarang, para ahli mengatakan bahwa hembusan keras dan tak terduga tersebut bisa menghempaskan pesawat jet paling modern sekalipun. Apalagi kejadian paling rentan biasanya pada saat sebelum mendarat.

Penyebab kecelakaan ini akan berakibat pada reputasi Lion Air sebagai maskapai penerbangan dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Apalagi saat ini Lion sedang berusaha keluar dari daftar hitam keselamatan Uni Eropa.

Seperti yang dikutip dari Reuters, penerbangan JT-904 bermulai dari Bandara Husein Sastranegara Bandung menuju Bandara Ngurah Rai Denpasar pada hari Sabtu. Kapten yang bertugas merupakan warga negara Indonesia dengan pengalaman lebih dari 10.000 jam terbang dan memiliki lisensi sebagai instruktur. Sedangkan first officer seorang warga negara India dengan 2.000 jam terbang merupakan pilot yang bertugas menerbangkan pesawat pada rute domestik dengan waktu tempuh 1 jam 40 menit tersebut.

Pesawat Lion Air mendekati Bandara Ngurah Rai, dengan pesawat Garuda Indonesia mengikuti di belakangnya dan satu pesawat lagi akan lepas landas di runway. First officer yang bertugas menerbangkan pesawat tidak bisa melihat runway karena hujan deras, kemudian kapten yang sudah sangat berpengalaman mengambil alih kemudi.

Antara ketinggian 400 hingga 200 feet, pilot menggambarkan seperti terbang menembus dinding air. Semburan hujan deras dan hilangnya jarak pandang merupakan hal yang biasa terjadi di daerah tropis. Tetapi, pada ketinggian serendah itu, pilot hanya memiliki sedikit waktu untuk bereaksi.

Dengan tidak terlihatnya lampu runway, kapten memutuskan untuk membatalkan pendaratan dan melakukan "go around", sebuah manuver rutin yang dilatihkan untuk semua pilot.

Tetapi, kapten mengatakan kepada para pejabat bahwa pesawat Boeing 737-800 baru tersebut bukannya naik, malah mulai melemah tak terkendali. Dia merasa pesaawat dihempaskan oleh angin hingga akhirnya jatuh ke laut.

Sampai saat ini pihak Lion Air menolak berkomentar mengenai penyebab kecelakaan. (Photo: Istimewa)