2013-05-01

Garuda Alami Kerugian di Kuartal Pertama, Meskipun Penumpang Meningkat

judul

(2/5/2013) Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia melaporkan mengalami kerugian di kuarta pertama, meskipun pertumbuhan jumlah penumpang cukup stabil.

Garuda mengalami rugi bersih sebesar US$ 33,7 juta di kuartal pertama 2013, meningkat jauh dibandingkan periode yang sama tahun sebelummya sebesar US$ 10,7 juta.

"Kuartal pertama selalu menjadi musim yang paling lambat bagi Garuda," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, seperti yang dikutip dari The Jakarta Post.

Menurut Emirsyah, cuaca yang tidak bersahabat pada bulan Januari, termasuk banjir, menyebabkan tingkat okupansi kursi lebih rendah dari biasanya. Ini terjadi saat banjir menggenangi Jakarta pada puncak musim hujan Januari lalu.

Tingkat keterisian kursi (load factor) turun menjadi 63,7 persen di bulan Januari, hampir 14 persen lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2012 sebesar 77,4 persen. Hal ini menimbulkan kerugian bagi Garuda Indonesia sebesar US$ 18 juta.

Emirsyah Satar mengatakan load factor pada tiga bulan pertama sebesar 74,5 persen, atau 1,7 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Kami sangat optimis pada kuartal berikutnya. Kami melihat load factor yang tinggi di bulan Februari dan Maret dibandingkan tahun lalu," imbuh Emirsyah.

Load factor maskapai ini sebesar 79 persen pada Februari 2013, lebih tinggi dari 78 persen yang dibukukan periode yang sama tahun lalu, dan 79,2 persen pada Maret 2013, lebih tinggi dari 77,8 persen yang didapatkan pada Maret 2012.

Garuda, perusahaan yang 69,14 persen sahamnya dimiliki pemerintah, membukukan 5,4 juta penumpang selama periode Januari hingga Maret, naik 20,7 persen dari 4,56 juta penumpang pada periode yang sama tahun lalu.

Emirsyah mengatakan bahwa perusahaan terus menjaga targetnya dengan pertumbuhan penumpang sebesar 20 persen pada tahun 2013, dan berharap bisa mencatatkan 24,5 juta penumpang pada akhir tahun 2013.

Lebih banyaknya penumpang yang terbang dengan Garuda pada periode Januari-Maret, meningkatkan pendapatan perusahaan menjadi US$ 807,2 juta, meningkat 12,5 persen dari US$ 717,45 juta yang didapatkan pada kuartal pertama 2012.

Dalam hal jumlah penerbangan, Garuda Indonesia mencatatkan 44.224 penerbangan baik domestik maupun internasional pada kuartal pertama, naik 23,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 35.817 penerbangan.

Frekuensi penerbangan yang lebih banyak juga meningkatkan biaya operasional sebesar 12,7 persen, terutama untuk biaya bahan bakar sebesar 16,6 persen. (PHOTO: The Jakarta Post)