2013-05-06

Sukhoi akan Evakuasi Bangkai Superjet 100 di Gunung Salak

Puing-puing Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak

(7/5/2013) Pabrikan pesawat asal Rusia, Sukhoi, berencana mengevakuasi bangkai pesawat Superjet 100 (SSJ100) yang mengalami kecelakaan di Gunung Salak, Bogor, satu tahun lalu.

Petugas Taman Nasional Gunung Halimun Salak juga telah memberikan izin untuk mengeluarkan bangkai pesawat tersebut. Tapi, izin yang dikeluarkan baru sebatas izin survey.

"Izin sudah kami keluarkan untuk evakuasi bangkai pesawat tersebut, namun izin tersebut masih baru sebatas survey karena kami pun ingin mengetahui bagaimana cara evakuasi Sukhoi tersebut," ujar Kepala Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Agus Priambudi kepada ANTARA News.

Hasi survey akan menjadi pertimbangan pengelola Taman Nasional Gunung Halimun Salak apakah akan mengizinkan evakuasi lebih lanjut atau tidak. Jika dalam proses evakuasi akan merusak ekosistem flora dan fauna yang ada di kawasan taman nasional, maka pengelola tidak akan memberikan izin lebih lanjut.

Pihak pengelola saat ini sedang menunggu hasil survey dari tim yang sudah diterjunkan di lapangan. Meskipun perusahaan dan TNI telah beberapa kali melakukan survey, tetapi hingga kini mereka belum melaporkan kapan akan mengevakuasi pesawat tersebut.

"Memang untuk mengevakuasi bangkai pesawat tersebut tidak mudah karena berada di jurang yang sulit untuk ditembus manusia apalagi alat berat, sehingga perlu cara yang spesifik dan kami pun melihat pihak perusahaan masih kesulitan untuk mencari cara bagaimana mengevakuasi bangkai pesawat tersebut," imbuh Agus.

Masih menurut Agus, jika nanti ke depannya survei dan cara yang akan dilakukan perusahaan tersebut sudah selesai dan administrasinya lengkap maka pihaknya akan kembali melakukan penelitian baru keluar izin evakuasi.

"Saat ini sebagian bangkai pesawat sudah ada yang terkubur longsoran sehingga sudah bisa diprediksi evakuasi bangkai pesawat ini akan sulit dan tidak bisa dilakukan dalam satu hari. Dalam melakukan evakuasi ini seluruh elemen masyarakat juga harus tahu karena TNGHS merupakan milik seluruh masyarakat juga perlu dijaga kelestariannya karena kami secara rutin melakukan konservasi," kata Agus.

Secara umum pihaknya sudah mengizinkan bangkai pesawat untuk dievakuasi asalkan tidak merusak habitat flora dan fauna yang hidup di lokasi jatuhnya pesawat ini. (PHOTO: Istimewa)